Review Rindu

Wednesday, April 15, 2015


Review Rindu
Tere Liye





            Perjalanan akan selalu menyimpan kenangan. Entah sedih, kecewa ataupun bahagia, perjalanan akan selalu membawa kisah yang senantiasa membawa kerinduan. Sebuah perjalanan akan membuat kita jauh lebih bisa memahami, bahwa seberapa jauh kita telah meninggalkan sesuatu, pada hakikatnya akan kembali, dan tentu dengan sesuatu yang baru. Oleh karena itulah, orang sering menyebutnya oleh-oleh sebagai tanda bahwa kita pernah berada di sana.
            Tapi, dunia ini penuh dengan tipu muslihat, kawan. Terkadang, hanya singgah di luar kota saja, terasa sudah jauh sekali meninggalkan rumah. Terkadang, kita ingin berlari jauh sekali, demi menghindar seseorang, sesuatu atau apapun itu. Terkadang, kita perlu perjalanan bertahun-tahun, demi menyadari apa sebenarnya tujuan kita dan di mana sebenarnya rumah asli kita, tempat untuk pulang, untuk kembali. Terkadang, begitulah cara keadaan mengajari kita hidup.
            Dari zaman dahulu hingga sekarang, kekuasaan, kebebasan, kemerdekaan masih dan akan selalu melekat pada unsur yang bernama kehidupan. Tapi, sempatkah kita menyadari bahwa kebebasan itu sebenarnya ada di tangan kita sendiri. Kebebasan sejati mutlak ada di dalam hati kita sendiri. Yakni, untuk senantiasa memiliki kesempatan yang sama, memiliki kedamaian di dalam hati kita masing-masing. Kita semua berhak untuk kesempatan itu, dan hanya kita sendirilah yang bisa membebaskan kungkungan yang ada di dalam diri dan hati kita sendiri. Diri sendiri adalah orang pertama yang memberikan hak itu.
            Mari kita lihat pesan-pesan Tuhan lewat orang-orang disekitar kita. Seperti apakah mereka, maka seperti itulah kita menghidupkan kehidupan kita. Sebelum kita menyalahkan, mengecewakan, bahkan hingga memaafkan, lihatlah siapa yang menyuruh kita untuk melakukannya, selain dan tidak bukan, hanyalah diri kita sendiri.
            Siapalah yang tahu bahwa diri kita ini sedang bahagia, selain bukan diri sendiri. Hanya kita sendirilah yang tahu apakah kita merasa bahagia ditengah kerumunan banyak orang, ataukah justru menyedihkan merasakan bibir ini terbuka menganga, tertawa lebar, terbahak-bahak, asyik sekali. Seru. Tapi ternyata hati kita kosong, melompong. Cukup diri kita sendirilah yang mengetahui kapan bahagia itu muncul.

            Terima kasih Om Tere, tulisan yang luar biasa, sarat dengan nasihat yang pas, dan disampaikan dengan begitu lugas. Masih mengagumi Om Tere dengan low profilenya.


           

No comments:

Powered by Blogger.