Review Rindu
Review Rindu
Tere Liye
Perjalanan akan
selalu menyimpan kenangan. Entah sedih, kecewa ataupun bahagia, perjalanan akan
selalu membawa kisah yang senantiasa membawa kerinduan. Sebuah perjalanan akan
membuat kita jauh lebih bisa memahami, bahwa seberapa jauh kita telah
meninggalkan sesuatu, pada hakikatnya akan kembali, dan tentu dengan sesuatu
yang baru. Oleh karena itulah, orang sering menyebutnya oleh-oleh sebagai tanda
bahwa kita pernah berada di sana.
Tapi, dunia ini penuh dengan tipu
muslihat, kawan. Terkadang, hanya singgah di luar kota saja, terasa sudah jauh
sekali meninggalkan rumah. Terkadang, kita ingin berlari jauh sekali, demi
menghindar seseorang, sesuatu atau apapun itu. Terkadang, kita perlu perjalanan
bertahun-tahun, demi menyadari apa sebenarnya tujuan kita dan di mana
sebenarnya rumah asli kita, tempat untuk pulang, untuk kembali. Terkadang,
begitulah cara keadaan mengajari kita hidup.
Dari zaman dahulu hingga sekarang,
kekuasaan, kebebasan, kemerdekaan masih dan akan selalu melekat pada unsur yang
bernama kehidupan. Tapi, sempatkah kita menyadari bahwa kebebasan itu
sebenarnya ada di tangan kita sendiri. Kebebasan sejati mutlak ada di dalam
hati kita sendiri. Yakni, untuk senantiasa memiliki kesempatan yang sama, memiliki
kedamaian di dalam hati kita masing-masing. Kita semua berhak untuk kesempatan
itu, dan hanya kita sendirilah yang bisa membebaskan kungkungan yang ada di dalam diri dan hati
kita sendiri. Diri sendiri adalah orang pertama yang memberikan hak itu.
Mari kita lihat pesan-pesan Tuhan
lewat orang-orang disekitar kita. Seperti apakah mereka, maka seperti itulah
kita menghidupkan kehidupan kita. Sebelum kita menyalahkan, mengecewakan,
bahkan hingga memaafkan, lihatlah siapa yang menyuruh kita untuk melakukannya,
selain dan tidak bukan, hanyalah diri kita sendiri.
Siapalah yang tahu bahwa diri kita
ini sedang bahagia, selain bukan diri sendiri. Hanya kita sendirilah yang tahu
apakah kita merasa bahagia ditengah kerumunan banyak orang, ataukah justru
menyedihkan merasakan bibir ini terbuka menganga, tertawa lebar,
terbahak-bahak, asyik sekali. Seru. Tapi ternyata hati kita kosong, melompong.
Cukup diri kita sendirilah yang mengetahui kapan bahagia itu muncul.
Terima kasih Om Tere, tulisan
yang luar biasa, sarat dengan nasihat yang pas, dan disampaikan dengan begitu
lugas. Masih mengagumi Om Tere dengan low profilenya.
No comments: