Saklar Kosong
Aku menggeser bangku, lebih mendekat pada saklar listrik. Sedikit
menghela napas, meletakkan tas di atas meja, aku bergegas membuka tas. Mulai
mengeluarkan laptop dan berusaha duduk senyaman mungkin. Mungkin.
Seseorang di depanku tertawa, tersenyum tanpa balas. Aku mencoba
mencarinya di dalam laptopku. Gerangan apa yang membuatnya tertawa?
Mulai mencuri pandang padanya. Kusibukkan tanganku berselancar bersama
google dan kawannya. Satu jam berlalu tanpa kata.
Aku menyusun ulang posisi dudukku. Sedikit meregangkan tangan, lalu
kembali mengerutkan dahi sembari menatap serius layar 10.5 inchi.
Dia mulai menatapku, tapi aku enggan membalasnya. Saklar disampingku
sudah cukup hanya diisi charger laptopku. Aku berusaha tak memperhatikan.
Beberapa kali kuubah posisi dudukku. Dia merapikan barang bawaannya.
Beberapa kali beranjak, lalu duduk kembali. Mungkin sekitar tiga kali.
Dia akhirnya pergi dengan seulas senyum dan mata jelalatan mencari
saklar kosong untuk mengecharge. Tak ada.
“Mari mba….” Begitu sapanya sembari tersenyum.
No comments: