Berpangku Tangan

Wednesday, May 28, 2014


Susahnya bilang tidak, tak bisa melawan aku hanya sanggup berpangku tangan. Aku yang egois, sadis, tapi juga melankolis. Individu sejati yang tak mengerti akan bagaimana bersosialisasi. Bahkan untuk berinteraksi saja, aku masih sungkan. Bukan karena tak butuh atau hanya sekadar keinginan, melainkan sudah mendarah daging dalam kebiasaan saling memahami dalam diam.
            Tak ada yang salah pun benar. Yang ada hanyalah pantas dan lebih pantas atau tidak pantas. Berbagai norma yang mengikat terkadang mencekik tiba-tiba. Tapi kawan bukanlah lawan, dan tetangga adalah saling menjaga. Saudara akan selalu ada hingga keluarga senantiasa diharapkan membuat lega. Namun apa daya jika tega terkadang terlintas di jalan yang pintas ini.
            Bukan tentang sebuah belas kasih, bukan tentang perasaan sayang, bukan juga tentang keluarga yang selalu ada. Tapi tentang sebuah ketegasan dan kedisiplinan. Dibela bukan berarti disayang, ditegur bukan berarti dibenci, dan disalahkan bukan berarti dienyahkan. Halus tak selalu berarti mulus, lantas ragu sebenarnya sungguh belagu. Bukankah ada tuntunan dalam setiap jengkal langkah yang terlantun? Kemanakah ia?
            Mungkin sedang bermain “Obaba’o” bersama lima belas bocah di halaman depan rumah. Ah, iya betul sekali. Sore yang cerah, ada tulus dalam suara riuh. Lalu kutatap cermin, aku yang individualis dan sungguh egois. Sebuah handphone tergenggam sepanjang waktu ditanganku. Dunia maya ada dalam genggamanku sementara realitaku terlunta-lunta entah ke mana. Diamku tak sanggup dimengerti padahal riuhnya mereka cukup menentramkan hati.
            Bukan aku tak ingin berkata, hanya kepada siapa kata ini harus kuantarkan? Kata-kata harus didengar karena jika tidak, maka kata akan lelah berkata. Bukan aku tak ingin berinteraksi, namun interaksi enggan bersamaku. Bukan enggan, hanya sibuk. Memang diam yang selama ini kumiliki semenjak aku kecil, dan ia sungguh dicintai oleh kedua orangtuaku. Mereka lebih suka aku bermain dengannya ketimbang aku bersama interaksi. Kuterima aku seperti ini. Aku dengan segala jenis diamku.
#Home 27.05.2014

No comments:

Powered by Blogger.