Jangan Tanya Kenapa?

Friday, April 25, 2014


Kenapa selalu ada yang menyedihkan? Kenapa harus ada kata sakit? Kenapa? Aku tanya kenapa? Aku jawab karena. Selalu ada alasankah untuh sebuah jawaban? Padahal sebuah jawaban tak mesti sebuah alasan. Padahal sebuah jawaban bisa jadi iya atau tidak. Iya atau tidak. Sesimpel itu. Bukankah penjelasan tak selalu menjadi sebuah jawaban meskipun ada jawaban didalamnya? Penjelasan yang terlalu menjelaskan sungguh tak menjelaskan.
Oh kamisku yang malang! Seperti Malang nan jauh di sana! Ada jarak yang memisahkan diantara aku dan Malangku. Aku di sini dan engkau di sana. Begitu saja jaraknya. Cukup begitu. Sesederhana itu.
Ada banyak sekali hal yang telah kudengar dan sebagian menyesakkan. Entah kenapa. Hanya seperti itu saja alasannya. Sederhana sekali.

Lantas beberapa dari banyak sekali itu, aku menyimaknya. Aku bepergian ke sana lalu kembali lagi, lalu ke sana lagi, dan kembali ke Cakrawala Rumahku. Sebenarnya aku sedang berlari dengan teman waktu kecilku dulu, mengenang masa kanak-kanak yang dirasa menyenangkan justru ketika beranjak dewasa. Tapi itu tidak benar, mungkin sesalahnya. Ah, benar atau tidak itupun relatif bukan?
Menatap semesta dan memandang cakrawala. Dunia ini terlalu indah. Begitu indah. Betapa aku harus bersyukur bahwa dalam hidupku masih bisa kukenal dunia yang indah ini. Kutanya pada dunia? Akankah aku berada di sini lebih lama? Aku hanya ingin menyelesaikan tulisanku saja tentang betapa indahnya dunia ini. Jangan kau tanya kenapa indah? Bukankah penjelasan tak selalu menjadi sebuah jawaban meskipun ada jawaban didalamnya? Penjelasan yang terlalu menjelaskan sungguh tak menjelaskan.
Aku sedang berbicara padamu kawan! Masa kau tak mengerti bahkan tak sanggup memahami! Tidak, aku tak akan meminta jawaban, dan jangan tanya kenapa. Alam, semesta, dan cakrawala selalu menjawabnya. Aku menyimaknya dengan begitu saksama. Dunia ini terlalu indah. Sungguh, begitu indah dunia ini. Sangat indah sekali bila kau tak mengerti dan membiarkan alam, semesta dan cakrawala yang menjelaskan. Bukankah kita saling mengagumi?
Keep on Writing! #One Day One Writing 

No comments:

Powered by Blogger.