Jangan Tanya Kenapa?
Oh kamisku yang malang! Seperti Malang nan jauh di
sana! Ada jarak yang memisahkan diantara aku dan Malangku. Aku di sini dan
engkau di sana. Begitu saja jaraknya. Cukup begitu. Sesederhana itu.
Ada banyak sekali hal yang telah kudengar dan
sebagian menyesakkan. Entah kenapa. Hanya seperti itu saja alasannya.
Sederhana sekali.
Lantas beberapa dari banyak sekali itu, aku menyimaknya.
Aku bepergian ke sana lalu kembali lagi, lalu ke sana lagi, dan kembali ke
Cakrawala Rumahku. Sebenarnya aku sedang berlari dengan teman waktu kecilku
dulu, mengenang masa kanak-kanak yang dirasa menyenangkan justru ketika
beranjak dewasa. Tapi itu tidak benar, mungkin sesalahnya. Ah, benar
atau tidak itupun relatif bukan?
Menatap semesta dan memandang cakrawala. Dunia ini
terlalu indah. Begitu indah. Betapa aku harus bersyukur bahwa dalam hidupku
masih bisa kukenal dunia yang indah ini. Kutanya pada dunia? Akankah aku berada
di sini lebih lama? Aku hanya ingin menyelesaikan tulisanku saja tentang betapa
indahnya dunia ini. Jangan kau tanya kenapa indah? Bukankah penjelasan tak
selalu menjadi sebuah jawaban meskipun ada jawaban didalamnya? Penjelasan yang
terlalu menjelaskan sungguh tak menjelaskan.
Aku sedang berbicara padamu kawan! Masa kau tak
mengerti bahkan tak sanggup memahami! Tidak, aku tak akan meminta jawaban, dan jangan
tanya kenapa. Alam, semesta, dan cakrawala selalu menjawabnya. Aku
menyimaknya dengan begitu saksama. Dunia ini terlalu indah. Sungguh, begitu
indah dunia ini. Sangat indah sekali bila kau tak mengerti dan membiarkan alam, semesta
dan cakrawala yang menjelaskan. Bukankah kita saling mengagumi?
Keep on Writing! #One Day One Writing
No comments: