Train #part 1

Friday, November 08, 2013



Tuut tuuut tuuut…….
“gledugugug……geldluug…….gleduug” aku terus berjalan
“bentar-bentar aku mau tutup pintu dulu” jawab palang di pinggir jalan
“ah, aku ingin bosan melihat seragam itu, buruan-buruan”
Cerobong asapnya mulai menyeruak, tubuhnya melenggak-lenggok seperti hewan melata, asapnya kini mulai melambai menyatakan rasa berpisah bagi mereka yang melihatnya.
“tuuut…..tuuuut”
“hei lokomotif, produksi bunyi lain dong?” tanya cerobong asap
“kenapa? Yang ini masih hits kok, udah dapat hak paten pula, apa alasannya?”
“gue capek, bunyinya ngebosenin, dari dulu nyampe sekarang bibir gue nyampe monyong nih, bilang tuut….tuuut”
“hmmm…..” si lokomotif cemberut mendengar keluhan cerobong asap.
“yaah, lu kalo dibilangin susah ya, tuh kan kalo dikasih tau yang lebih bagus, elu nya gak nangkep dengan baik, terus kapan maju nya dong, ayoo dong loko, bikin kita semua lebih keren, lebih banyak penumpangnya karena kita emang lebih baik dari yang lainnya, kita jalur darat tercepat loh, menurut ane sih lok, hehe”
“bong perjalanan masih panjang bong, gue mau fokus jalan dulu, iyee dah, gue bakal save baik-baik saran dari elu, dan sebisa mungkin gue aplikasikan versi gue sendiri, makaasi ya bong, elu perhatian banget am ague”
“siiip, tooos dulu biar tambah kompak”
“tuuuuut >< tuuuut” mereka berdua saling adu tos.


Dari dalam kereta, sudah banyak penumpang yang duduk, kali ini disebuah kereta ekonomi.
“wauuw, aku diserbu sekawanan manusia, oooh tidaaak”
“bruuuuugk, plak, plak, sreg, sreg…….hei, tunggu, hem…..” bunyi tersebut mulai muncul
“tenang, tenang, tenang, para fansku, aku pasti datang untuk kalian, jadi tak usahlah kalian saling berdesakan tak jelas begitu, ooh kau memeluku, oh yah silahkan masuk, ooouw dicari tempat duduk yang nyaman yaah, hmmmm hati-hati sobat”
“kau hampir seperti bis” gumam seorang gadis cilik
“hey, tapi aku bukan bis, anak manis”
“emm, ini kali pertamanya aku naik kereta, kupikir aku akan dipersilahkan masuk dengan istimewa”
“oh maafkan aku gadis cilik,aku belum bisa memfasilitasimu dengan kemewahan seperti yang kau inginkan, tapi apakah kau tak merasa jikalau aku telah berusaha dengan baik menyambutmu tadi ketika kau baru pertama kali menginjakkan kakimu di gerbong ini”
“kurasa, sambutanmu itu tak terdengar olehku, tak bisa kuraih olehku, habisnya terlalu padat, terlalu semrawut, dan aku baru tau barusan”



“iya, aku berusaha untuk mengertimu gadis cilik, ini kali pertamamu travelling by train, baiklah, apakah kau sudah mau memaafkanku? Lalu bisakah kita berteman sepanjang perjalanan kita?”
“kau ingin kita berteman, aha kenapa tidak train, aku merindukan teman sepanjang perjalanan nanti”
“oke, sudah nyaman dengan tempat dudukmu?”
“sudah-sudah, ini tak seperti bis lagi, ini lebih nyaman meskipun aku harus berbagi dengan orang di depan dan disampingku”
“hey, gadis cilik, kau sudah menyadarinya bahwa kau harus berbagi dengan orang-orang di sekitarmu, that’s good, itulah salah satu sisi yang kami tawarkan, kita menyediakan tempat bagi orang yang mau berbagi, bukankah itu bagus gadis cilik, hiduplah dalam kebermanfaatan, betulkah itu?”
“oh train, aku tak menyangka ternyata kau bahkan punya alasan lain yang bisa membuatku benar menjadi fansmu”
“hahahaaa……aku tak benar serius menyebut kalian adalah fansku, itu hanya celotehanku saja, tapi jikalau gadis cilik dalam tubuhku ini menyukainya, kenapa tidak, aku senang mendengarnya”
“hati-hati ketika tertawa train, bunyimu sudah bisa memecah sekitarmu, jangan kau buat bertambah bising”
“uuups, sorry.”


No comments:

Powered by Blogger.