Tuut tuuut tuuut…….
“gledugugug……geldluug…….gleduug” aku
terus berjalan
“bentar-bentar aku mau tutup pintu
dulu” jawab palang di pinggir jalan
“ah, aku ingin bosan melihat seragam
itu, buruan-buruan”
Cerobong asapnya mulai
menyeruak, tubuhnya melenggak-lenggok seperti hewan melata, asapnya kini mulai
melambai menyatakan rasa berpisah bagi mereka yang melihatnya.
“tuuut…..tuuuut”
“hei lokomotif,
produksi bunyi lain dong?” tanya cerobong asap
“kenapa? Yang ini
masih hits kok, udah dapat hak paten pula, apa alasannya?”
“gue capek, bunyinya
ngebosenin, dari dulu nyampe sekarang bibir gue nyampe monyong nih, bilang tuut….tuuut”
“hmmm…..” si lokomotif
cemberut mendengar keluhan cerobong asap.
“yaah, lu kalo
dibilangin susah ya, tuh kan kalo dikasih tau yang lebih bagus, elu nya gak
nangkep dengan baik, terus kapan maju nya dong, ayoo dong loko, bikin kita
semua lebih keren, lebih banyak penumpangnya karena kita emang lebih baik dari
yang lainnya, kita jalur darat tercepat loh, menurut ane sih lok, hehe”
“bong perjalanan masih
panjang bong, gue mau fokus jalan dulu, iyee dah, gue bakal save baik-baik
saran dari elu, dan sebisa mungkin gue aplikasikan versi gue sendiri, makaasi
ya bong, elu perhatian banget am ague”
“siiip, tooos dulu
biar tambah kompak”
“tuuuuut >< tuuuut” mereka berdua saling adu tos.
Dari dalam kereta,
sudah banyak penumpang yang duduk, kali ini disebuah kereta ekonomi.
“wauuw, aku diserbu
sekawanan manusia, oooh tidaaak”
“bruuuuugk, plak,
plak, sreg, sreg…….hei, tunggu, hem…..” bunyi tersebut mulai muncul
“tenang, tenang,
tenang, para fansku, aku pasti datang untuk kalian, jadi tak usahlah kalian
saling berdesakan tak jelas begitu, ooh kau memeluku, oh yah silahkan masuk,
ooouw dicari tempat duduk yang nyaman yaah, hmmmm hati-hati sobat”
“kau hampir seperti
bis” gumam seorang gadis cilik
“hey, tapi aku bukan
bis, anak manis”
“emm, ini kali
pertamanya aku naik kereta, kupikir aku akan dipersilahkan masuk dengan
istimewa”
“oh maafkan aku gadis
cilik,aku belum bisa memfasilitasimu dengan kemewahan seperti yang kau
inginkan, tapi apakah kau tak merasa jikalau aku telah berusaha dengan baik
menyambutmu tadi ketika kau baru pertama kali menginjakkan kakimu di gerbong
ini”
“kurasa, sambutanmu
itu tak terdengar olehku, tak bisa kuraih olehku, habisnya terlalu padat, terlalu
semrawut, dan aku baru tau barusan”
“iya, aku berusaha
untuk mengertimu gadis cilik, ini kali pertamamu travelling by train, baiklah, apakah
kau sudah mau memaafkanku? Lalu bisakah kita berteman sepanjang perjalanan
kita?”
“kau ingin kita
berteman, aha kenapa tidak train, aku merindukan teman sepanjang perjalanan
nanti”
“oke, sudah nyaman
dengan tempat dudukmu?”
“sudah-sudah, ini tak
seperti bis lagi, ini lebih nyaman meskipun aku harus berbagi dengan orang di
depan dan disampingku”
“hey, gadis cilik, kau
sudah menyadarinya bahwa kau harus berbagi dengan orang-orang di sekitarmu,
that’s good, itulah salah satu sisi yang kami tawarkan, kita menyediakan tempat
bagi orang yang mau berbagi, bukankah itu bagus gadis cilik, hiduplah dalam
kebermanfaatan, betulkah itu?”
“oh train, aku tak
menyangka ternyata kau bahkan punya alasan lain yang bisa membuatku benar
menjadi fansmu”
“hahahaaa……aku tak
benar serius menyebut kalian adalah fansku, itu hanya celotehanku saja, tapi
jikalau gadis cilik dalam tubuhku ini menyukainya, kenapa tidak, aku senang
mendengarnya”
“hati-hati ketika
tertawa train, bunyimu sudah bisa memecah sekitarmu, jangan kau buat bertambah
bising”
“uuups, sorry.”
No comments: