Sold Out Doesn’t Mean A Better Circumstance

Tuesday, November 12, 2013


Rasanya lelah sekali bertatap muka dengan persaingan yang selalu dikaitkan dengan harga, lebih mahal, trend dan juga mode. Harapanku hari ini aku ingin bertemu dengan seseorang yang sanggup  menerimaku apa adanya dan yang bisa memilikiku tanpa punya alasan kenapa aku yang dipilih. Keluar dari gudang produksi ketika itu membuatku merasakan udara segar lalu aku kembali gembira dengan perjalanan kesana kemari dan hanya duduk manis dibela beberapa orang, disanjung oleh mereka, aku sudah merasakan itu. Sekarang rasa bosan itu kembali hadir, rasanya berdiam diri, hanya duduk manis disini tak cukup olehku, aku ingin memberikan lebih untuk yang lain, karena aku tau aku diciptakan bukan hanya untuk ditonton, dijadikan trend masa kini, tapi aku diciptakan dengan tujuan yang lebih mulia yaitu memberikan manfaat yang lebih dengan desain yang aku miliki, dan manfaat yang lebih dasar yang jauh lebih mulia, yaitu menolong orang hingga terlihat lebih nyaman dipakai untuk saat-saat tertentu. Aku ingin tujuan itu dan tugas wajibku itu sampai kepadaku dihari ini.

“oh aku sungguh begitu lelah” si biru navy.
“hey, mukamu memang tercipta pucat seperti itu kawan” canda si kuning.
“hmmmmmm” rengek manja si navy.
“aaah, kau terlalu pesimistis kawan, marilah kita pikirkan yang baik-baik saja”
“hey kuning, sesuai dengan warnamu, kau selalu ceria sepertinya, apa sih yang membuatmu begitu”
“hehehehe, tidak kawan, sejujurnya aku pun sedih kawan, aku tak kunjung pergi dari tempat ini juga”
“tapi kau bisa menyembunyikan rasa itu kawan, kau bisa mengcovernya dengan candamu yang ceria”
“iyaah itu karena aku senang bercanda saja kawan, kenapa kita harus memilih bersedih kalau kita bahkan masih bisa tertawa”
“kuning, kau kembali menyadarkanku, terimakasiih”
“sudaah jangan melo begitu, hapus air matamu nanti kau malah dimasukkan ke gudang lagi kalau kau kucel begitu”
“iyaah, iyaah, segera……..eh eh, ada penjaga toko berjalan ke arah kita, buruan kita unjuk senyum termanis kita”

Dua sepatu bermerek sama langsung terpaku dalam senyum cerianya ketika seorang penjaga toko berjalan ke arahnya membawa sebuah kemoceng. Dia berjalan tepat didepan mereka berdua yang berjejer dengan rapinya, dan sempat sekali menatap tajam, lalu dia pun berhenti.

“na na na na na na na” sang penjaga toko berdendang sendiri.
“plak” aku terjatuh di atas lantai karena di terjunkan oleh si penjaga toko dari rak sepatu paling atas.
“aku mau coba sepatu ini aah, kalem deh, kaya aku banget , hahahaha” si penjaga toko ngomong sendiri.
“aduuh lumayan sakit kakak, ini tubuhku diterjunkan begitu, tapi taka apa kok kak, aku senang sekali mendapatkan pujian dari kakak, kakak menyebutku kalem dan kakak mau mencoba memakai aku di kaki kakak, terimakaasih,” si biru navy kembali tersenyum ceria dengan rasa optimis.
“oooow, pas bangeet yaa” sambil berjalan depan belang mondari mandir kecil lalu menatap kaca di bawah, dipandangi terus si biru navy itu.
“wah wah, kak, aku terlihat kece banget di kaki kakak lho, beneran kak” aku masih terus berbisik meski tak ada kemungkinan si kakak penjaga toko bisa mendengarkanku.
“aiiiishhh……kece banget niih sepatu, pas banget di kaki gue, eummm sayang seribu sayaang yeeeh, kayaknya gak bakal deh, beli sepatu kayak gini, kaya mau ngantor aja, gue kan kerjanya jagain toko, kayaknya terlalu berlebihan deh, emmmmm cup-cup sepatu, semoga kau cepet laku yaah, biar guenya juga dapet rezeki yaah”
“terimakasiiih kakak aku sedikit terkena angin mengeluh, tapi doa dari kakak membuatku tetap harus ceria” mukanya masih agak cemberut seketika mendengarnya  tapi kembali normal lagi setelah mendengar kata cup-cup.

Hari itu si penjaga toko seperti biasa merapikan dan memastikan sepatu-sepatu yang berada di rak semuanya eye catching, dan melakukan kegiatan rutinnya seperti biasa. Para calon pembeli hari ini tidak terlalu banyak, sehingga pemandangan yang ada tak lebih membosankan dari si penjaga toko dan si bos pemilik toko yang kebiasaannya menghitung omset dan menstock barang tanpa memperhatikan bagaimana kondisiku.
“taka pa kawan, hari ini kita masih disini, kita justru harus lebih bersyukur kawan” sahut si biru navy yang sedang begitu optimis.

“yaah, aku setuju denganmu kawan, lagian belum tentu juga kan diluar sana kita menjadi lebih baik”
“kita harus selalu berjuang dan tak pernah lupa untuk berpikir positif karena kita bahkan tak pernah tau apa yang akan terjadi nanti, bagaimana kita nanti, yang kita tau hanyalah masa saat ini, dan pastikan kita tau persis tabungan masa lalu kita sobat, supaya kita tak terjebak lagi, semangak sobat!”
“yaa, SEMANGAT”


Pemahaman yang baik dalam kehidupan ini sangatlah dibutuhkan, begitu pula dengan perasaan dan prasangka yang baik. Alangkah hidupnya kehidupan ini jikalau kita selalu sadar bahwa tak ada seorangpun yang tau apa yang akan terjadi nanti, boleh jadi dan memang kematian adalah yang paling dekat dengan kita. Namun, apalah kematian itu, kematian adalah berpisahnya jiwa dengan raga, lantas selanjutnya masih ada kehidupan lagi. Bahkan tak ada seoranpun yang tau bagaimana kehidupan setelah kematian itu. Ayo hidupkan hidup kita lewat hal-hal kecil yang nantinya akan berkembang membesar, membuat kita semakin sadar dengan pemahaman yang lebih tajam lagi akan hidup di dalam kehidupan ini.
Bukankah tak ada orang yang tak pernah melakukan kesalahan, sebut saja dari hal terkecil yaitu melukai hati orang lain, teman, sahabat, atau bahkan keluarga sendiri. Bisa jadi apa yang saya tulis disini merupakan hal yang menyakitkan bagi yang membacanya, tapi siapa yang tau niat seseorang, bisa jadi niat baik orang tak pernah ada yang tau, kecuali yang punya niat dengan sang Penciptanya. Begitulah cara kerja prasangka yang baik, positive thinking, mungkin tak terlihat tapi tenang saja hidup tak pernah berakhir. Begitu banyak cara untuk bersyukur dan selalu ada waktu untuk bersyukur. Dunia & Akhirat adalah kehidupan, manusia juga kehidupan, semuanya kehidupan. Lepaskanlah seonggok daging yang kosong dengan mengisinya kembali, dengan menghidupkannya kembali dengan segala sumber kehidupan yang cocok dengan tipe seonggok daging tersebut. Tulisan ini telalu ngelantur begitu jauh, maafkan penulis yang sudah membawa pembaca untuk pergi ke daerah yang tak pembaca inginkan. Terimakasiih sudah ikut traveling sejauh ini. Sampai jumpa !

No comments:

Powered by Blogger.