Ke Puncak Gunung

Saturday, October 19, 2013


Terkadang melangkah sendiri itu bagaikan menggendong sebongkah batu, rasanya begitu sulit sekali untuk mengawalinya, bahkan terlalu banyak bayangan negative yang menyelimuti hingga harus menunda, menunda, lalu sama sekali tak sampai untuk dikerjakan. Tapi, begitu apa yang kita inginkan bisa dishare ke keluarga, sahabat, atau teman – teman kita maka sebongkah batu itu rasanya seperti mengikis perlahan, mulai mendapat dukungan dari, yang lainnya, meskipun belum cukup untuk melangkah, mungkin baru sampai di awal untuk melangkah, bisa kita sebut niat. Langkah pertama yang cukup berat dan berarti begitu dalam adalah niat, tapi jangan pernah lupa, jika sekarang kita bersama mereka, at least tak sendirian, ada yang mengingatkan meskipun mungkin itu berupa sindiran yang seringkali begitu deeply hurt, tak masalah, tetep jaga niat, ces lagi semangatnya, liat lagi puncak yang mau didaki, liat lagi indahnya alam, alam itu adalah yang mendukung biarpun hanya seorang, dia adalah alasan yang cukup kuat untuk melangkah ke puncak bersamanya. Indah bukan menyaksiakan apa yang menjadi puncak tujuan kita bersama dengan orang lain yang senada dengan pemikiran kita, lalu menjadikannya momen tak terlupakan. Coba saja bayangkan apabianya menyanyikan lagu duet tapi dinyanyikan sendiri, pastinya ada nuansa yang berbeda bukan, tentu saja ada sesuatu yang kurang, meskipun hal itu tetap saja bisa dilakukan. Jadi, kenapa harus menciptakan momen yang indah sendirian, padahal bisa membuatnya lebih indah dengan berdua. Lebih menyenangkan, lebih  banyak yang dikenang, bisa bertukar pemikiran, membuat hati dan wawasan semakin luas, biarpun puncak tujuannya sama, tapi pada hakikatnya setiap manusia diciptakan berbeda, tak ada satupun yang sama sekalipun kembar. Jadi, that’s right, two is better than one.

No comments:

Powered by Blogger.