Pelangi yang Bercermin
Matanya sendu bahkan terlihat bengkak pada kantung matanya. Tatapannya
nanar, menunduk adalah caranya menghindar. Dia berdiri mengawang diujung
cakrawala, punggungnya penuh dengan air mata dalam gendongannya.
Dia sangat pemalu,
begitulah kata banyak orang. Tak pernah sekalipun dia membalas pandangan lebih
dari dua detik. Hanya segelintir orang yang berkesempatan untuk melihat
kesehariannya.
Meski dia begitu
misterius, dia cukup dikenal sebagian orang. Gadis-gadis cilik begitu
menyukainya. Itu karena dia selalu memunguti air mata dan menggendongnya setiap
waktu. Gadis-gadis cilik itu merasa senang, karena buliran air matanya selalu
dia simpan dengan baik sesuai dengan nama gadis itu.
Entah karena dia lelah
atau memang dia harus melakukannya. Air mata dalam gendongannya terlepas,
setetes pun tak membasahi cakrawala. Satu per satu pun tak terbaca nama-nama
gadis cilik itu.
Tiba-tiba dia
memanggil semua gadis cilik pemilik air mata itu. Mereka bertemu di tanah yang
lapang, dan membiarkan pohon besar seperti pohon beringin menjadi satpam-satpam
gadis cilik.
“Telah kulepas air
mata kalian, tapi tak pernah sekalipun aku menjatuhkannya. Aku mengerti betapa
sakitnya terjatuh, apalagi dijatuhkan.” Katanya sembari tangannya menadahi
dagu, sigap menerima air matanya sendiri.
Gadis-gadis cilik
memandangnya hingga tak berkedip. Tapi, wajahnya tetap menunduk, dan selalu ada
sendu dalam auranya. Dia kembali berdiri di ujung cakrawala. Para gadis cilik
mengucapkan terima kasih karena telah menyimpan air matanya dengan baik, juga
untuk sebingkai cermin berbentuk tak beraturan menyerupai awan.
“Pakailah!” teriaknya
lirih sembari mengembang terus mengulur hingga menghilang tak terlihat.
Mereka pun menurut.
Semua wajah gadis cilik nampak di cermin tersebut. Merah. Kuning. Hijau. Biru.
Nila. Ungu.
“Pelangi.” Suaranya
lirih terdengar.
. Air mata dalam
gendongannya terlepas, setetes pun tak membasahi cakrawala. Satu per satu pun
tak terbaca nama-nama gadis cilik itu. Air mata itu sengaja disangkutkan di
langit, mengawang tapi tak pernah dijatuhkan. Dilepaskan diatas satu nama,
Pelangi.
No comments: