Kembang Api

Monday, December 15, 2014



5…4…3…2…
Suara gas motor semakin menggerung. Bunyi klakson bersaut-sautan. Maskot keramaian kota Perwira itu ditumpahi lautan warga, semakin malam semakin membludag. Berjubel sekali.
Toot….tooot….toot….tak ketinggalan alunan terompet pun asyik dikumandangkan. Riuh. Berisik. Tapi kata orang seru.
Saaa….tu…
Gruung…gruung…gruung….Tiiin…tiiin…tiiin…Toot…toot…toot….Duaaaarrrr.
Ciiiiit….Duaaarrr….
Cahayanya pecah. Semua orang memandang langit yang sama, menonton percikan cahaya yang menyebar dalam gelapnya malam. Malam pergantian tahun baru.
Begitulah kata orang-orang. Sepuluh tahun yang lalu, alun-alun selalu menjadi panggungnya kembang api yang konon harganya jutaan. Banyak mobil angkutan, bus, hingga truk berjajar di depan deretan pertokoan jalan Jensud. Warga yang jauh memang sengaja datang berbondong-bondong untuk merayakan malam tahun baru, menyaksikan kembang api, mendengarkan kebisingan, berjubelan banyak orang, memadati alun-alun hingga pulang kelelahan sampai-sampai bangun tidur sudah di tahun yang baru. Kepuasan memang bisa melumpuhkan sang waktu, satu jam tertidur di penghujung tahun serasa tidur setahun. Lalu, memperkenalkan kata kadaluarsa juga kata sudah nggak jaman.
Aku menutup gorden. Dalam hitungan tujuh langkah aku mendekati ruang tengah. Baru dua langkah. Ciiiit….Duaaarrr….
Berlari kecil keluar rumah, menatap senja sembari mencari kembang api yang konon katanya, dulu harganya jutaan. Cahanya memecah awan kelabu. Masih belum sempurna. Tapi kembang api memang indah. Memesona.
“Kakak, besok beli kembang api lagi yaaak!” Rengek tetanggaku yang baru berusia 8 tahun itu.
Nggak kerasa, 2 minggu lagi udah ganti tahun aja. Teman-teman malam tahun barunya gak usah ke alun-alun yaak. Kita ngumpul di rumahku aja. Patungan beli kembang api. Gimana-gimana? :D hehehe. Sms terkirim. Kirim ke banyak.
5….4….3….2….1…..Ciiiit….Duaaaarrr….
“Selamat Tahun Baru.”Kami semua serempak bersorak-sorai.
“Gantiaaaan, aku yang nyalain kembang apinya, hahaha.”
Aku menikmati buliran cahaya kembang api yang memecah kegelapan di atas awan nan jauh sana. Bersama keheningan yang mengalun dalam musik mp3 yang dimainkan lewat ponsel salah satu kawanku. Sekali dua kali, terompet kami bunyikan. Langitnya ramai, di sana-sini menyalakan kembang api.

No comments:

Powered by Blogger.