Hari ini dan Kamu
Group vocal asal Inggris-Irlandia yang tak asing lagi di telingaku, sudah pasti One
Direction. Terinspirasi dari para personelnya, aku pun punya lima diantara
mereka. Tapi, baru kutemukan dua dari lima itu. Yang pertama, biarlah aku
memanggilnya Diam, dan yang kedua adalah Tios. Beda jauh. Emang, Biarlah.
Tak ingin membicarakan Tios, hari
ini spesial untuk harinya Diam. Bagaimana aku tidak tahu, hampir satu tahun
berjuang menjadi seorang detektif. Guruku adalah serial Sherlock Holmes,
mungkin guru kita. Iya, sama. Tapi, kamu tak tahu. Kamu.
Minggu. Minggu pertama di bulan
Mei. Satu tahun yang lalu, aku sedang sibuk sekali di hari ini. Tapi, tidak
juga sih. Lumayan, lah. Sehari sebelum angkatanku berangkat KKL.
Aku tidak begitu excited juga kok. Lalu. Iya, kamu. Kamu yang membuatnya
jadi spesial. Siapa sih kamu? Aku tak tahu.
Begitulah perasaan. Bagaikan angin
yang melabuhkan daun, entah di mana. Tak bisa menjamin jika daun tak akan
jatuh. Tapi, itu setahun yang lalu. Baru sekali ini, aku sanggup menuliskannya
setelah segalanya lenyap tak bersisa. Kamu. Siapa kamu? Aku tak tahu.
Berjuang menjadi seorang detektif
itu sungguh teramat menyenangkan sekali. Terimakasih buat kamu yang telah
memberiku kesempatan itu. Iya, kamu tak tahu. Tapi, menjadi seorang detektif
itu sungguhlah rumit. Aku pun heran, dan itu terjadi karena kamu. Sekarang, aku
bukan detektif lagi. Kamu sudah bebas dari mataku, sudah tak dimata-matai lagi
olehku. Aku sudah tak bisa. Bagiku syarat utama menjadi seorang detektif adalah
rasa, seberapa kuat rasa itu. Kamu, tak tahu.
Masih kuingat. Diam, kamu tak tahu
jika ternyata aku tahu sebagian tentangmu. Aku mengikuti jurnal kehidupanmu.
Aku banyak belajar di sana, dan ternyata perjalanan itu membuahkan pada kata
berhenti. Aku berhenti menjadi detektif. Aku tak tahu lagi tentangmu. Aku tak
tahu.
Diam, dalam diam aku mengikuti alur
kehidupanmu yang tak kukenal. Kuikuti karena aku kala itu, sedang menjadi
detektif. Sekarang sudah tak lagi. Rasa itu tak bersisa sama sekali. Tanpa
rasa, aku pun tak bisa menjadi detektif. Tapi, sang guru masih sama yaitu
serial Sherlock Holmes. Iya sama, kamu juga kan. Kamu.
Diam, seribu kata aku diam. Diam
pun hanya diam tak tahu apa-apa. Begitulah. Saling diam.
Diam, kamu bahkan sama sekali bukan
temanku. Aku tak tahu siapa kamu. Tapi, aku cukup tahu banyak tentang kamu,
tentang hari ini. Minggu di pagi buta. Sudah berapa banyak yang mengucapkan
selamat untukmu? Haruskan aku diantaranya? Kamu tak tahu aku, aku juga tak
tahu kamu. Kamu.
Terimakasih telah membiarkanku
menjadi detektif selama setahun yang lalu. Dulu, dan sekarang tidak. Hari ini,
dan kamu. Semoga panjang umur. Aku tak tahu kamu, kamu juga tak tahu aku. Diam.
Nothing in between. Thanks a lot. Good bye.
Keep On Writing #One Day One
Writing
*Home 01.58 a.m.
No comments: