Gila?

Thursday, January 08, 2015


Hampir semua orang di sana merasa dirinya gila. Bahkan telah menganggap dirinya benar-benar gila. Tertawa kala disakiti, menangis pilu saat segalanya tersenyum bahagia.
Tapi bintang juga begitu. Bersinar ketika matahari tenggelam. Redup kala mentari hendak terbit. Apakah bintang juga merasa gila?
Ada empat arah mata angin di sana, adalah barat, timur, utara dan selatan. Mereka sebut barat saat menunjuk timur. Sebagian mengarah ke utara begitu diminta menghadap selatan.
Hari itu semua orang di sana berbondong-bondong membawa spanduk besar bertuliskan aku ingin gila, benar-benar gila. Tak ada rambut acak-acakan, pakaian lusuh apalagi kucel, kumel dan bolong. Mereka semua necis dan wangi tentunya.
Rupanya mereka berjalan menyusuri kota. Berkeringat kepanasan hingga basah kuyup dilanda hujan lebat. Tapi mereka tetap semangat membawa spanduk besar itu sambil berjalan dan berjalan. Sepanjang jalan mereka melihat orang waras sedang mengais sisa makanan di tong sampah, bahkan ada yang memunguti botol minuman atau sisa cemilan yang tergeletak begitu saja. Sebagian, mereka pungut dari tong sampah, sebagian, mereka ambil dan memasukannya ke tong sampah. Semua dari mereka, memakai seragam bertuliskan aku orang waras.
Seragam mereka betul-betul unik. Saking uniknya hampir tak ada yang ingin melirik. Tak ada merek di fesyennya, bolong di sana-sini dibiarkan menganga, meski terluka fisik dan batin tapi tetap tertawa. Karena mereka adalah orang yang waras, tidak diajar untuk menjadi beringas apalagi nggragas.
Orang waras ini hanyalah mengharapkan bahagia tanpa ambisi tanpa visi dan juga tanpa misi. Orang waras ini hanyalah menginginkan kerja hati yang berubah menjadi keyakinan tanpa belas kasihan. Orang waras ini hanyalah bisa tertawa, tersenyum, ikut berbela sungkawa. Orang waras ini hanyalah sanggup berdoa, mengulurkan tangan tapi tidak untuk foya-foya. Orang waras ini hanyalah tidak akan mengerti tentang logika dan kecewa. Orang waras ini hanyalah yakin bahwa mereka tak tega memiliki hati yang miskin. Orang waras ini hanyalah kaya akan peduli, gaya tanpa foya dan gila tanpa meminta.
Tapi orang waras ini tak suka kembang api. Mereka ini lebih suka bermain angka dan terus berdoa. Ketika musibah merebah, ketika bencana melanda, ketika kecewa mendera, mereka berdoa. Orang waras ini kalau berdoa, hening, sunyi dan mawas diri. Suka bermain angka tapi tak rajin membawa. Mereka menyimpannya.
Orang waras ini jumlahnya minoritas. Hidup melebur bersama orang gila dan sangat merana. Tak pernah diperhatikan orang gila, karenanya mereka suka menggila. Bukan orang waras jika mereka tergila-gila dengan orang gila, ingin gila, bener-bener gila atau menggila karena dunia. Kata orang, tak ada orang gila yang menyebut dirinya gila. Mungkin mereka hanya gila cita-cita, gila ambisi, gila profesi, gila cinta, gila visi, gila misi, gila bisa, gila gengsi, gila basi atau gila Gi-la. Gila karena ingin menjadi gila, gila karena ingin dianggap gila, gila karena menggila gila. Hingga gila habis. Gila?

No comments:

Powered by Blogger.